
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Amien Suyitno, menekankan bahwa pendidikan karakter tidak boleh hanya menjadi wacana. Hal ini disampaikan dalam Evaluasi Program Kerja Kopertais Wilayah I yang dihadiri pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) serta ketua yayasan se-Kopertais Wilayah I.
“Karakter bukan sekadar slogan. Diperlukan tindakan nyata di lapangan, karena pelaksanaannya masih menghadapi banyak hambatan,” ungkapnya dalam forum yang dirancang sebagai ruang refleksi dan strategi peningkatan kualitas pendidikan Islam.
Prof. Suyitno juga mengkritisi kondisi sistem pendidikan nasional yang menurutnya masih dalam proses pengembangan dan belum mencapai potensi maksimal. “Kita belum melihat kinerja sistem pendidikan yang optimal. Perlu evaluasi terus-menerus untuk bisa menuju masa kejayaannya,” tegasnya.
Menyoroti keberagaman kualitas di lingkungan PTKIS, ia menilai masih ada kesenjangan antar lembaga. “Sebagian sudah berkembang pesat, tapi sebagian lagi masih tertinggal. Yang perlu kita upayakan adalah pemerataan kualitas, bukan sekadar peningkatan jumlah,” jelasnya.
Menariknya, ia juga menekankan pentingnya nilai spiritual dalam proses pendidikan, serta peran cinta dan kesucian dalam membentuk karakter. “Cinta bukan hanya soal perasaan, tapi juga merupakan dasar filosofis dalam pendidikan. Sekolah dan kampus harus menjadi ruang suci untuk membentuk pribadi yang utuh,” katanya.
Ia mengajak semua pihak terkait untuk bersama-sama menghadapi keterbatasan sumber daya dan anggaran melalui pengelolaan yang lebih profesional dan efisien. “Anggaran memang penting, tetapi pengelolaan yang cerdas jauh lebih menentukan arah masa depan pendidikan Islam,” pungkasnya.